Chapter 1

Think Big, Start Small

Muhamad Hanif May 24 2 min read

Halo warga Medium! Kalo lo baca tulisan ini, sekarang gue lagi nulis sambil dengerin dosen gue ngajar. Terkesan multitasking banget ya. Tapi kalo lo pikir gue orang yang multitasking, maka lo salah besar. Exactly! Gue engga dengerin sama sekali apa yang dosen gue omongin. Terkesan engga sopan ya. Tapi emang gue sekarang lagi jenuh banget kuliah. Makanya pelarian gue ya nulis ini. Gue mau ngucapin terimakasih dulu kepada medium yang membuat gue gangerti sama materi perkuliahan hari ini.

Kalo Medium itu manusia, mungkin dia akan menyambut gue dengan penuh suka cita. Kenapa? karena medium yang membuat gue pertama kali memulai berkomitmen untuk nulis.

“Goks, akhirnya ni orang nulis juga. Udah lama gue nunggu ni orang buat menumpahkan semua yang ada dipikiran dia ke sebuah tulisan. Akhirnya dia memilih gue sebagai tempat untuk menuangkan semua itu. Akhirnyaa, akhirnyaaa!” -Medium yang menjelma menjadi manusia

Oke itu lebay.

Kenapa gue nulis? Simple, Gue pengen lega.

Sebagai manusia overthinker, gue sering banget tertekan dengan hal-hal yang muncul dipikiran gue dan bingung harus ngeluarinnya dimana. Kalo dianalogiin ya, gue itu kayak komputer yang gapunya monitor. Jadi gue memproses sesuatu dipikiran gue, tapi gabisa dikeluarin dan akhirnya malah jadi penyakit. Setelah gue pikir-pikir, kayaknya udah saatnya deh gue tulis hal-hal yang ada di hidup gue. Capek mendem sendiri, mending nulis.

Gue termasuk orang yang susah untuk memulai. Emang dasarnya manusia males ya gini. Setiap gue ingin memulai sesuatu selalu ada 1269 alasan yang bikin gue mundur. Berawal dari gue yang selalu set up a new goal, work hard on it, and fail. Begitu terus siklusnya. Sampai akhirnya sikap gue terhadap apa yang telah gue rencanain antiklimaks. Awalnya semangat dan menggebu-gebu berakhir dengan lemes dan akhirnya terbengkalai. Itu yang membuat gue jadi trauma untuk memulai. Asik trauma.

Sampai akhirnya semesta mempertemukan gue dengan bukunya James Clear yang judulnya Atomic Habits. James Clear bersabda, kalo lo mau ngubah hidup entah apapun perubahan yang mau lo buat, lo gaperlu memulainya dari hal-hal besar. Cukup dengan keputusan-keputusan kecil yang lo buat secara konsisten setiap harinya dan keputusan-keputusan kecil itulah yang nantinya akan membuat perubahan besar dihidup lo. James Clear menyebut hal tersebut atomic habits.

Setelah baca bukunya James Clear gue pun ngangguk-ngangguk.

“Oh iya ya, pantesan aja rencana gue antiklimaks terus. Ternyata gue selama ini instant-oriented ya. Gue gasabaran banget ya orangnya. Gue selalu pengen cepet-cepet nyelesain goal yang gue buat. Alhasil gue selalu mulainya ke hal-hal yang besar yang jadinya bikin gue capek sendiri.”
James Clear secara gamblang mengajarkan gue untuk Think Big, Start Small. Lo boleh kok punya rencana besar dan cita-cita setinggi langit. Tapi inget, untuk mewujudkanya lo harus mulai dari hal-hal kecil. Intinya jangan mempersulit diri lo sendiri.

Akhir kata, gue mau mengucapkan selamat datang bagi diri gue sendiri di Medium (sedih banget ya). Semoga menulis bisa menjadi habit baru gue dan apa yang gue tulis bisa bermanfaat untuk segenap warga medium.

Cherrio!